Muhamad Nicky
2010 4350 1382
Peradaban Manusia Pada Masa Rasulullah SAW
Peradaban
Manusia Pada Masa Rosullah
BAB I
PENDAHULUAN
Secara esensial, kehadiran Nabi Muhammad
pada masyarakat Arab adalah terjadinya kristalisasi pengalaman baru dalam
dimensi ketuhanan yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk
hokum-hukum yang digunakan pada masa itu.1
Keberhasilan Nabi Muhammad s.a.w.
dalam memenangkan kepercayaan bangsa Arab pada waktu yang relative singkat
kemampuannya dalam memodifikasi jalan hidup orang-orang Arab. Sebagian dari nilai dan budaya
Arab pra-Islam, untuk beberapa hal diubah dan diteruskan oleh masyarakat Muhammad ke dalam
tatanan moral Islam. Secara geneologis, ia merupakan keturunan suku Quraisy, suku yang
terkuat dan berpengaruh di Arab. Secara silsilah, Philip K. Hitti menguraikan
sebagai
berikut:
Quraisyi
Qusay
abdul munaf à
abd-shams à
hashim
Umayah à ‘abd Al-muthalib
à Al-abbas à
Abdullah à abdul thalib
Muhammad
à
‘ali
Secara historis, perjalanan Nabi
Muhammad s.a.w. sebagai pembawa misi risalah langit, terbagi dalam tiga
periode, yakni pertama, periode pra-kerasulan; kedua, periode kerasulan; ketiga periode
pasca-kerasulan. Tahap kedua sejarah kenabian ini diawali dengan dua kondisi demografis-sosiologis
Arab, yakni kondisi pada masa Makiyyah dan masa Madaniyyah. Kehadiran Nabi Muhammad
s.a.w. identik dengan latar belakang kondisi masyarakat Arab, khususnya orang-orang
mekah. Para sejarahwan, baik Islam maupun non-Islam tidak berbeda dalam melukiskan
keberadaan mereka.
Kehidupan masyarakat Arab secara
sosiopolitis mencerminkan kehidupan derajat yang rendah. Perbudakan,
mabuk, perzinaan, ekploitasi ekonomi dan perang antar suku menjadi karakter perilaku
mereka.4 Situasi
chaos semacam ini berlangsung sejak zaman pendahulu mereka mendiami negeri
tersebut. Dari aspek kepercayaan atau agama, orang-orang Arab mekah adalah para penyembah
berhala. Tidak kurang dari tiga ratus berhala yang mereka anggap sebagai Tuhan atau
pelindung manusia. Berangkat dari kondisi inilah dalam sejarah dicatat bahwa Muhammad sering
melakukan kontemplasi (‘uzlah), untuk mendapatkan suatu jawaban apa dan bagaimana
seharusnya membangun kehidupan masyarakat Arab. Setelah melalui proses kontemplasi yang cukup
lama, tepatnya di Gua Hira, akhirnya Nabi Muhammad mendapat suatu
petunjuk
dari Allah melalui Malaikat Jibril untuk mengubah masyarakat Arab Mekah. Dari sinilah, awal sejarah
penyebaran dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan ajaran agama Islam.
BAB II
ISI
A.
Dasar-dasar Kebudayaan
Islam
Kebudayaan Islam lahir atas dasar yang
bertolak belakang dengan dasar kebudayaan
Barat. Ia lahir atas dasar rohani yang mengajak manusia supaya pertama sekali dapat menyadari
hubungannya dengan alam dan tempatnya dalam ala mini dengan sebaik-baiknya. Kalau
kesadaran demikian ini sudah sampai kebatas iman, maka imannya itu mengajaknya supaya
ia tetap terus-menerus mendidik dan melatih diri membersihkan hatinya selalu, mengisi
jantung dan pikirannya dengan prinsip-prinsip yang lebih luhur, prinsip-prinsip harga
diri, persaudaraan, cinta kasih, kebaikan, dan berbakti. Atas dasar prinsip-prinsip inilah
manusia hendaknya menyusun kehidupan ekonominya. Cara bertahan demikian ini
adalah dasar Kebudayaan Islam, seperti wahyu yang telah diturunkan kepada nabi
Muhammad, yakni mula-mula kebudayaan rohani dan system kerohanian disini ialah
dasar system pendidikan serta dasar pola-pola etik (akhlak). Dan prinsip-prinsip etik
ini ialah dasar system ekonominya.
B.
Pertumbuhan Kebudayaan
Islam Masa Nabi Muhammad SAW
Kebudayaan pada masa Nabi Muhammad SAW
terbagi menjadi dua periode, yang satu
berbeda secara total dengan yang lainnya, yaitu:
1. Periode
atau fase Mekkah, berjalan kira-kira selama tiga
belas tahun
2. Periode
atau fase Madinah, berjalan selama
sepuluh tahun penuh
1.
FASE MEKKAH
Periode Mekkah dapat dibagi
menjadi tiga tahapan dakwah, yakni:
·
Tahapan Dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan tiga
tahun
·
Tahapan Dakwah secara terang-terangan ditengah
penduduk mekkah,
yang
·
dimulai
sejak tahun keempat dari nubuwah hingga akhir tahun kesepuluh.
kesepuluh.
kesepuluh.
·
Tahapan Dakwah diluar Mekkah dan penyebarannya, yang dimulai dari
tahunkesepuluh dari nubuwah hingga hijrah ke madinah.
1.
Tahap pertama
Tiga Tahun Dakwah
Secara Sembunyi-Sembunyi
Mekkah merupakan sentral agama bangsa
Arab. Disana ada peribadatan terhadap
ka’bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh
bangsa Arab. Cita-cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit
dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan
mereka. Hal ini membutuhkan kemauan yang keras yang tidak diguncang musibah
dan kesulitan. Maka dalam mengadapi kondisi ini, tindakan yang paling
bijaksana adalah memulai dakwah dengan sembunyi sembunyi agar penduduk mekkah
tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan
mereka.
Pada awalnya Rasulullah menampakkan
Islam kepada orang yang paling dekat
dengan beliau. Anggota keluarga dan sahabat-sahabat karib beliau. Mereka adalah istri beliau Ummul
Mukminin Khadijah binti Khuwaiid, pembantu beliau Zaid bin
Haritsah, anak paman beliau Ali bin Abu Thalib yang saat itu Ali masih anak-anak dan
hidup dalam asuhan beliau, dan sahabat karib beliau Abu Bakar Ash-Shidiq.
Dalam tarikh Islam, mereka disebut As-sabiqunal Awwalun (yang
terdahulu dan yang pertama masuk Islam).
Abu Bakar dikenal kaumnya sebagai
seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah, dan memiliki akhlak
yang mulia dan memiliki semangat untuk
membantu Rasul mendakwahkan Islam. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam,
yaitu: Utsman
bin Affan, Az-Zubair bin Al-Awwan, Abdurrahman bin Auf,
Sa’d bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka ini juga
termasuk orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam, kawanan pertama dan
fajar Islam. Ada juga kawanan lainnya yang termasuk orang-orang yang
pertama masuk Islam, yaitu: Bilal bin Rabbah – Abu Salamah bin Abdul Asad, Amir
bin Al-Jarrah – Al-Arqam bin Abil Arqam, Fatimah bin Al-Khattab –
Khabbab bin Al-Arrat, Dan banyak lagi lainnya.
Setelah melihat beberapa
kejadian disana-sini, ternyata dakwah Islam sudah
didengar orang-orang Quraisy pada tahapan ini, sekalipun dakwah itu masih dilakukan
secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Namun mereka tidak ambil peduli. Selama
tiga tahun dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
perorangan. Selama jangka waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin
yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu membahu.
Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan
Rasulullah SAW menampakkan dakwah kepada kaumnya. Menjelaskan
kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sembahan mereka.
2.
Tahap Kedua
Dakwah
Secara Terang-Terangan
Langkah pertama yang
dilakukan Rasulullah ialah dengan mengundang kerabat
dekat. Beliau mengundang BAni Hasyim dan beberapa orang Bani Al- Muthalib
bin Al-Manaf. Beliau menyeru kepada kaumnya untuk berserah diri kepada
Allah dan RabbNya. Namun dari sekian banyak yang dating, semua menentang
Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang mendukung dan memerintahkan
melanjutkan perjuangan Rasul, tetapi Abu Thalib tidak punya pilihan
lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul Al-Muthalib.
Beberapa cara penghadangan mereka terhadap dakwah Rasulullah SAW,
yaitu:
1.
Dengan
ejekan dan penghinaan, olok-olok dan penertawaan. Hal ini mereka maksudkan
untuk melecehkan orang-orang muslim dan menggembosi kekuatan
mental mereka.
2.
Menjelek-jelekkan
ajaran beliau, membangkitkan keragu-raguan, meyebarkan anggapan-anggapan
yang menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau.
3.
Melawan
Al-Qur’an dengan dongeng orang-orang terdahulu dan menyibukkan
manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka meninggalkan
Al-Qur’an.
4.
Menyodorkan
beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran itu mereka
berusaha untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyah ditengah jalan.
5.
Berbagai
macam tekanan dan penyiksaan terhadap pengikut-pengikut Rasulullah
SAW.
6.
Pemboikotan
secara menyeluruh terhadap pengikut Muhammad SAW
.
Dari hari ke hari penyiksaan
dan tekanan yang dilancarkan orang-orang Quraisy
semakin menjadi-jadi. Hingga Rasulullah menyuruh kaumnya untuk hijrah
dan berdakwah keluar Mekkah.
3.
Tahap
ketiga
Dakwah
Diluar Mekkah
Karena keadaan semakin
mendesak, tekanan disana-sini terhadap pengikutnya.
Rasulullah memerintahkan agar kaumnya hijrah dan mendakwahkan islam
ke Habasyah. Rasulullah tahu bahwa raja yang berkuasa adalah seorang raja yang
adil sehinggan tak mungkin ada seorangpun yang teraniaya disisinya.
Pada bulan Rajab tahun
kelima dari Nubuwah, sekelompok sahabat hijrah yang
pertama kali ke Habasyah, terdiri dari dua belas orang laki-laki dan empat orang wanita yang dipimpin Utsman bin Affan. Karena
siksaan dan penindasan yang ditimpakan orang-orang Quraisy semakin
menjadi-jadi, Nabi Muhammad SAW tidak melihat cara lain kecuali memerintahkan
mereka untuk hijrah yang kedua kalinya. Kali ini hijrah berjumlah delapan
puluh tiga laki-laki dan delapan belas wanita. Sementara Rasulullah SAW tetap
berada di Mekkah untuk mendakwahkan agama Allah buat penduduk Mekkah.
Banyak kejadian yang terjadi
setelah rasulullah menetapkan perintah kepada
pengikutnya untuk hijrah ke Habasyah. Dari keislamannya Umar bin Khattab
dan Hamzah bin Abdul Muthalib yang membuat islam semakin kuat hingga
keadaan duka hati rasulullah atas meninggalnya paman beliau Abu Thalib dan
Istri beliau Khadijah binti Khuwalid. Pada tahun
kesepuluh dari Nubuwah, Rasulullah SAW pergi ke Thaif, beliau
pergi dengan berjalan kaki. Degan didampingi pembantunya Zaid bin Haritsah,
beliau mengajak penduduk setiap kabilah yang dilalui kepada Islam. Namun
tak satupun yang memenuhinya.
Sesampainya di Thaif, beliau
menyeru agama Allah kepada pemimpin Bani
Tsaqif. Namun semua menolaknya dan mencaci maki beliau sambil melempari
batu kearah beliau. Pembantu Nabi, Zaid senantiasa melindungi beliau. Saat
musim haji tiba, beliau kembali ke Mekkah dan berdakwah kepada orangorang yang
melaksanakan haji dari segala penduduk diluar Mekkah. Agama Allah mereka
bawa kenegerinya. Hingga tersebar luaslah Islam ke Jazirah Arab, diantaranya
yaitu:
1.
Suwaid bin
Shamit, dia adalah seorang penyair yang cerdas dari penduduk Yatsrib
yang juga dijuluki Al-Kamil oleh kaumnya.
2.
Iyas bin
Mu’adz, dia seorang pemuda belia dari Yatsrib.
3.
Abu Dzarr
Al-Ghifary, dia termasuk penduduk pinggiran Yatsrib.
4.
Thufail bin
Amr Ad-Dausy, dia seorang penyair cerdas dan pemimpin Kabilah Daus.
5.
Dhimad
Al-Azdy, dia berasal dari Azd Syanu’ah dari Yaman.
Dalam beberapa waktu,
sampailah Islam ke penjuru Jazirah Arab hingga ke
Madinah, Islam di Madinah disambut baik oleh penduduknya. Dakwah berhasil
di bumi Yatsrib ini. Semua ketentuan Allah membuat islam semakin bercahaya
dan bersinar.
2. FASE MADINAH
Setelah berhasil dan
diterima penduduk Madinah melalui peristiwa Baiat aqabah pertama
dan kedua. Islam mulai memancangkan tonggak Negara ditengah padang pasir yang
bergelombang kekufuran dan kebodohan. Ini merupakan hasil paling besar yang diperoleh
Islam semenjak dakwah dimulai.
Rasulullah memerintahkan
seluruh pengikutnya Hijrah ke Madinah, tak tersisa seorang
mukminpun berada di Mekkah kecuali Rasulullah SAW, Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib,
dan beberapa orang yang memang diperintahkan untuk tetap di Mekkah sampai ada
perintah dari Allah SWT.
Pada suatu ketika Jibril
turun kepada beliau membawa wahyu dari Allah, seraya mengabarkan
persekongkolan Quraisy yang hendak membunuh Rasulullah dan bahwa Allah
telah mengijinkan beliau untuk pergi serta menetapkan waktu hijrah. Beliau disambut
penduduk Madinah dengan gembira dari kalangan Anshar.
C.
Sistem
Sosial Kemasyarakatan, Politik, Ekonomi Dan Sumber Keuangan Negara
1.
Rasulullah Membangun Masyarakat Baru
Langkah pertama yang
dilakukan Rasulullah SAW adalah membangun mesjid.
Beliau terjun langsung dalam pembangunan mesjid itu, memindahkan bata dan
bebatuan, seraya berkata:
“Ya Allah,
tidak ada kehidupan yang lebih baik kecuali
kehidupan akhirat. Maka ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin”.
Mesjid itu bukan hanya
merupakan tempat sholat semata, tapi juga merupakan
sekolahan bagi orang-orang Muslim untuk menerima pengajaran Islam dan
bimbingan-bimbingannya, sebagai balai pertemuan dan tempat untuk mempersatukan
berbagai unsure kekabilahan dan sisa-sisa pengaruh perselisihan semasa
jahiliyah.
Disamping membangun masjid
sebagai tempat untuk mempersatukan umat manusia,
Rasulullah SAW juga mengambil tindakan yang sangat monumental dalam
sejarah, yaitu usaha mempersatukan antara orang-orang Muhajirin dan Anshar.
Beliau mempersaudarakan mereka dengan ketentuan-ketentuan agama Islam
atas keridhaan Allah SWT. Dengan hikmah kepintaran ini, Rasulullah telah berhasil
memancangkan sendi-sendi masyarakat yang baru. Beliau juga menganjurkan
mereka agar menahan diri dan tidak suka meminta-minta, kecuali terpaksa
dan menyeru agar senantiasa sabar dan merasa puas. Begitulah
cara beliau mengangkat moral dan spirit mereka, membekali mereka
dengan nilai-nilai yang tinggi. Sehingga mereka tampil sebagai sosok yang
ideal dan manusia yang sempurna. Dengan cara ini Nabi Muhammad SAW mampu
membangun sebuah masyarakat yang baru di Madinah. Suatu masyarakat yang
mulia lagi mengagumkan yang dikenal sejarah.
2.
PERJANJIAN DENGAN PIHAK YAHUDI
Tetangga yang paling dekat
dengnan orang Muslim di Madinah adalah orang-orang
Yahudi. Sekalipun memendam kebencian dan permusuhan terhadap orang-orang
muslim, namun mereka tidak berani menampakkannya. Rasulullah menawarkan
perjanjian kepada mereka, yang intinya memberikan kebebasan menjalankan
agama dan memutar kekayaan, dan tidak boleh saling menyerang atau
memusuhi.
Ada dua belas butir isi perjanjian itu, diantaranya adalah:
1.
Orang-orang Yahudi adalah satu umat dengan orang-orang Mukmin. Bagi orang
Yahudi agama mereka dan bagi orang Mukmin agama mereka.
2.
Orang-orang
Yahudi dan Mukmin masing-masing harus menafkahkan kehidupan
mereka.
3.
Mereka
harus saling bahu-membahu dalam menghadapi musuh yang hendak membatalkan perjanjian ini.
4.
Mereka
harus saling menasehati, berbuat baik dan tidak boleh berbuat jahat.
5.
Perjanjian
ini tidak boleh dilanggar kecuali memang dia orang yang zhalim dan
jahat.
3.
Harta Rampasan Perang
Pada saat kafilah dagang
kaum musyrik Mekkah mengadakan perjalanan dagang
dari Syam ke Mekkah. Hal ini diketahui orang-orang muslim. Ini merupakan
kesempatan emas bagi pasukan Madinah untuk melancarkan pukulan yang
telak terhadap orang-orang musyrik. Pukulan dalam bidang politik, ekonomi,
dan militer.
Kafilah dagang itu sendiri
membawa harta kekayaan penduduk Mekkah yang
jumlahnya sangat melimpah yaitu sebanyak 1000 ekor onta yang membawa harta
benda milik mereka yang nilainya tidak kurang dari 5000 dinar emas. Sementara
yang mengawalnya tidak lebih dari empat puluh orang. Harta
rampasan perang ini didapat pada saat terjadinya perang badar yang tak
terhindarkan lagi pada saat orang muslim Madinah hendak merampas harta kafilah
dagang ini.
Harta rampasan inilah modal
kekayaan orang-orang muslim di Madinah. Harta
rampasan ini dibagi-bagikan kepada penduduk Madinah. Dan pada saat ini pula
turun ayat yangmewajibkan puasa dan membayar zakat. Sehingga orangorang muslim
yang miskin di Madinah dapat terbantu karena syari’ah yang ditetapkan
Allah.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Diturunkannya Islam di Arab
pertama kali disebabkan oleh karena Kehidupan masyarakat
Arab secara sosiopolitis mencerminkan kehidupan derajat yang rendah. Perbudakan,
mabuk, perzinaan, ekploitasi ekonomi dan perang antar suku menjadi karakter
perilaku mereka sehingga saat melakukan kontemplasi (‘uzlah) di Gua
Hira, Nabi Muhammad mendapat suatu petunjuk dari Allah melalui Malaikat
Jibril untuk mengubah masyarakat Arab Mekah. Dari sinilah, awal sejarah
penyebaran dan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan ajaran agama Islam
yang terbagi menjadi dua fase yaitu fase mekkah dan fase madinah. Penyebarannya
dengan melakukan Dakwah secara sembunyi-sembunyi, Dakwah secara terang-terangan
ditengah penduduk mekkah, dan Dakwah diluar Mekkah
2.
SARAN
Dengan pemahaman di atas,
kita dapat memulai untuk meletakkan islam dalam kehidupan
keseharian kita. Kita pun dapat membangun kebudayaan islam dengan landasan
konsep yang berasal dari islam pula.
0 comments:
Post a Comment
Comment-Comment Dong