Muhamad Nicky
2010 4350 1382
Ringkasan - Pengolahan Citra
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Citra (image)
–istilah lain untuk gambar– sebagai salah satu komponen multimedia memegang
peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak
dimiliki oleh data teks, yaitu citra kaya dengan informasi. Ada sebuah
peribahasa yang berbunyi “sebuah gambar bermakna lebih dari seribu kata” (a
picture is more than a thousand words).
Maksudnya tentu sebuah gambar dapat memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi tersebut disajikan dalam bentuk kata-kata (tekstual).
Maksudnya tentu sebuah gambar dapat memberikan informasi yang lebih banyak daripada informasi tersebut disajikan dalam bentuk kata-kata (tekstual).
Secara
harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi).
Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus
(continue) dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra. Sumber cahaya menerangi
objek, objek memantulkan kembali sebagian dari berkas cahaya tersebut. Pantulan
cahaya ini ditangkap oleh oleh alat-alat optik, misalnya mata pada manusia,
kamera, pemindai (scanner), dan sebagainya, sehingga bayangan objek yang disebut
citra tersebut terekam.
Citra sebagai keluaran dari suatu
sistem perekaman data dapat bersifat:
1. optik berupa foto,
2. analog berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi,
3. digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik.
1. optik berupa foto,
2. analog berupa sinyal video seperti gambar pada monitor televisi,
3. digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR CITRA DIGITAL
·
- Grafika Komputer
Grafik komputer adalah salah satu
cabang disiplin ilmu informatika yang mempelajari
pembuatan gambar dengan
menggunakan komputer.
-
Computer Vision
Computer Vision
adalah ilmu dan teknologi mesin yang melihat, di mana mesin mampu mengekstrak
informasi dari gambar yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
-
Pengolahan
citra
Pengolahan citra adalah salah satu cabang dari ilmu
informatika. Pengolahan citra berkutat pada usaha untuk melakukan transformasi
suatu citra/gambar menjadi citra lain dengan menggunakan teknik tertentu.
·
Citra
tampak dan tidak tampak
Citra juga dapat dikelompokkan menjadi :
-
Citra tampak (foto, gambar, lukisan, apa yang nampak
di layar monitor/televisi , hologram , dll)
-
Citra tidak tampak (data foto/gambar dalam file, citra
yang direpresentasikan dalam fungsi matematis)
·
Tahapan
Pengolahan Citra
-
akuisisi
citra : untuk menentukan data yang diperlukan dan memilih metode perekaman
citra digital.
-
Peningkatan kualitas citra : untuk Peningkatan Kualitas, Menghilangkan noise, Perbaikan citra, Transformasi,
Menentukan bagian Citra yang akan diobservasi
-
Segmentasi citra : untuk
mempartisi citra menjadi bagian-bagian pokok yang mengandung informasi penting.
Misalnya, memisahkan objek dan latarbelakang
-
Representasi dan Uraian : merupakan
suatu proses untuk merepresentasikansuatu wilayah sebagai suatu daftar
titik-titik koordinat dalam kurva tertutup,dengan dekripsi luasan atau
perimeternya.
-
Pengenalan dan Interpretasi : untuk mendapatkan citra dengan suatu kualitas tertentu, memberi label pada
sebuah objek yang informasinya disediakan oleh descriptor.
·
Operasai Pengolahan Citra
Berdasarkan
cakupan operasi yang dilakukan terhadap citra, Operasi pengolahan citra
dikategorikan sebagai berikut :
-
Operasi
titik, yaitu operasi yang dilakukan terhadap setiap piksel pada citra yang
keluarannya hanya ditentukan oleh nilai piksel itu sendiri.
-
Operasi
area, yaitu operasi yang dilakukan terhadap setiap piksel pada citra yang
keluarannya dipengaruhi oleh piksel tersebut dan piksel lainnya dalam suatu
daerah tertentu.
-
Operasi
global, yaitu operasi yang dilakukan tehadap setiap piksel pada citra yang
keluarannya ditentukan oleh keseluruhan piksel yang membentuk citra.
2. KONSEP
DASAR CITRA DIGITAL (2) dan SISTEM PEREKAMAN CITRA
·
Proses Digitalisasi Citra
Digitalisasi
citra merupakan proses untuk mengkonversi objek yang diindera/didapatkan oleh
sensor menjadi citra digital. Digitalisasi citra terdiri dari dua proses,
yaitu:
-
Sampling:
proses pengambilan nilai diskrit koordinat (x,y) dengan melewatkan citra
melalui grid (celah)
-
Kuantisasi:
proses pengelompokan nilai tingkat keabuan citra kontinu ke dalam beberapa
level atau bisa juga dikatakan sebagai proses yang membagi skala keabuan (0,L)
menjadi G buah level yang dinyatakan dengan suatu harga bilangan bulat
(integer).
·
Skala Keabuan/Derajat Keabuan (Gray Scale)
intensitas f citra hitam-putih pada titik (x,y), Derajat Keabuan bergerak
dari hitam ke putih.
·
Menentukan kemungkinan nilai warna/derajat keabuan :
·
Elemen – Elemen Digital Citra
-
Kecerahan
(brightness)
Intensitas
cahaya. Kecerahan pada suatu titik (piksel) di dalam suatu citra sebenarnya
adalah intensitas rata-rata dari suatu area yang melingkupinya.
-
Kontras
(contrast)
Kontras
menyatakan sebaran terang (lightness) dan gelap (darkness)
dalam suatu citra, Citra dengan kontras yang baik, komposisi gelap dan
terangnya tersebar secara merata.
-
Kontur
(contour)
Kontur adalah
keadaan yang ditimbulkan oleh perubahan intensitas pada pixel-pixel
yang bertetangga.
-
Warna
(color)
Warna adalah
persepsi yang dirasakan oleh sistem visual manusia terhadap panjang gelombang
cahaya yang dipantulkan oleh objek.
-
Bentuk
(shape)
Merupakan
properti intrinsik utama untuk sistem visual manusia karena manusia lebih
sering menginterpretasikan suatu objek berdasarkan bentuknya daripada elemen
lainnya.
-
Tekstur
(texture)
Tekstur
merupakan karakteristik untuk menganalisa permukaan berbagai jenis citra objek
·
Representasi Citra
·
Format Citra
-
JPEG
(.jpg)
JPEG
atau Joint Photographic Experts Group adalah format gambar yang banyak
digunakan untuk menyimpan gambar-gambar dengan ukuran lebih kecil.
- GIF (.gif)
Salah satu
ciri khas tipe gambar berekstensi GIF adalah bisa memainkan animasi gambar
sederhana. Beberapa karakteristik lain format gambar GIF adalah mampu
menayangkan maksimum sebanyak 256 warna karena format GIF menggunakan 8-bit
untuk setiap pixel-nya.
- PNG (.png)
PNG
atau Portable Network Graphics adalah salah satu format penyimpanan citra yang
menggunakan metode pemadatan yang tidak menghilangkan bagian dari citra
tersebut.
- TIFF (.tif , .tiff)
TIFF (Tagged
Image File Format) adalah format yang fleksibel yang biasanya disimpan
sebagai 8 bits atau 16 bits per warna (merah, hijau, biru) untuk 24-bit dan
total 48-bit, masing-masing, menggunakan nama
file TIFF atau TIF.
- RAW
Format ini
biasanya kompresi lossless atau nearly-lossless, dan menghasilkan file yang
lebih keci dari format TIFF dari proses penuh sebuah kamera digital.
- BMP (.bmp)
Umunya, file
BMP tidak dikompresi, maka ukurannya besar. Keuntungannya adalah
kesederahanaannya, diterima luas, dan dikenali program-progam Windows.
- PBM
PBM
kepanjangan dari Portable Bitmap Format. Merupakan format citra hitam-putih
yang sederhana. PBM memerlukan satu bit tiap pixel.
- PGM
PGM
kepanjangan dari Portable Graymap Format. Merupakan format citra abu-abu yang
sederhana. Format PGM memerlukan delapan bit tiap pixel. PGM merupakan citra
mentah dengan kompresi tipe lossless. Format PGM merupakan bagian dari PNM
(Portable Pixmap File Format)
- PPM
PPM
kepanjangan dari Portable Pixmap Format. Merupakan format citra berwarna yang
sederhana. PPM memerlukan 24 bit tiap pixel.
- CGM
CGM (Computer Graphics
Metafile) adalah format file untuk grafik
vektor 2D, grafik raster, dan text, dan didefinisikan oleh ISO/IEC 8632. semua
elemen grafisl bisa dispesifikasikan di source file tekstual
yang bisa di-compile menjadi file binary atau
satu diantara dua representasi.
- PCX
Sebuah file
PCX adalah format file berbentuk raster; kepala filenya menyimpan informasi
tentang perangkat keras monitor (resolusi layar, kedalaman warna, informasi
palet, jumlah bit dst.)
- MPEG (.mpg)
Format ini
digunakan di dunia internet dan diperuntukkan sebagai format penyimpanan citra
bergerak (video). Format ini mendukung video dengan kompresi ber-rugi.
- POSTSCRIPT (.ps, .eps,
.epfs)
Format ini
diperkenalkan sebagai format untuk menyimpan citra buku elektronik . Dalam
format ini, citra dipresentasikan kedalam deret nilai decimal atau hexadecimal
yang dikodekan ke dalam ASCII
- RGB(.rgb)
Format ini
menggunakan format penyimpanan citra yang dibuat oleh silicon graphics untuk
menyimpan citra berwarna.
- RAS (.ras)
Format .ras
digunakan untuk menyimpan citra dengan format RGB tanpa kompresi.
·
Tipe citra berdasarkan media
A. CITRA BINER
Setiap titik (pixel) dalam citra bernilai 0 atau 1.
Warna hitam = 0, putih = 1. Catatan : Model citra cahaya = ada cahaya (=1) maka
warna putih Model
citra cahaya = tidak ada cahaya (=0) maka warna hitam Model citra tinta / cat =
ada cat (=1) maka warna hitam
Model citra tinta / cat = tidak ada cat (=0) maka
warna putih
B. CITRA SKALA KEABUAN
Citra skala keabuan mempunyai kemungkinan warna antara
hitam (minimal) dan putih (maksimal). Jumlah maksimum warna sesuai dengan bit penyimpanan
yang digunakan.
C. CITRA WARNA (TRUE COLOR)
Setiap titik (pixel) pada citra warna mewakili warna
yang merupakan kombinasi dari tiga warna dasar yaitu merah hijau biru >
citra RGB (Red Green Blue).
Setiap warna dasar mempunyai intensitas sendiri dengan nilai maksimum
255 (8 bit) Red = warna minimal putih, warna maksimal merah
Green = warna minimal putih, warna maksimal hijau Blue = warna minimal putih,
warna maksimal biru
D. CITRA WARNA BERINDEKS
Setting warna display pada MS Window biasanya format
16 colors, 256 colors, high color, true color, yang merupakan citra warna
berindeks dengan ukuran palet masing-masing 4 bit, 8 bit, 16 bit dan 24 bit
·
Memori Penyimpanan Citra
Citra digital adalah citra yang
diperoleh, disimpan dan dianalisis ddengan basis logika biner. Perolehan citra
ini dapat dihasilkan dari pelarikan, yaitu melakukan perekaman dengan sensor
berupa scanner. Citra digital dapat merupakan citra yang dihasilkan/dibuat
dengan perangkat lunak tertentu CAD (computer-aided design) atau citra hasil
perekaman melalui sensor yang dipasang pada suatu wahana tertentu.
Kemudian penyimpanan yang dilakukan
dilakukan pada media magnetic (disket, flash disk, hark disk, CD, atau CCT dan
ditampilkan dalam monitor menjadi sebuah gambar. Untuk menampilkan sebuah
citra, setiap perangkat lunak/softwere memiliki system yang berbeda-beda dalam
menyimpan citra. Terdapat dua cara penyimpanan, yaitu dengan kompresi, yaitu
memampatkan nilai piksel yang nilainya sama, dan non kompresi, yaitu tanpa
melakukan pemampatan, artinya dalam satu piksel disimpan dalam 1 bytes. Yang
termasuk cara penyimpanan/format penyimpanan non kompresi adalah BSQ (Band
Sequential), BIL (Band Interleaved by Line), dan BIP (Band Interleaved by
Pixel).
3. KONSEOP DASAR PENGOLAHAN CITRA
·
pemanfaatan
aplikasi pengolahan citra
Manfaat pengolahan citra adalah
menunjang kebutuhan kehidupan seharisahari khususnya untuk : Memfasilitasi
penyimpanan dan transmisi citra seperti menentukan metode penyimpanan citra
yang efisien dalam suatu kamera digital sehingga mempercepat proses pengirim
citra dari jarak jauh misalkan dari planet Mars ke Bumi. Menyiapkan untuk
ditampilkan di monitor atau di cetak. Proses yang dilakukan adalah melakukan
merubah ukuran citra yang harus disesuaikan dengan ukuran media tampilan serta
proses halftoning untuk proses pencetakan. Meningkatkan dan memperbaiki citra
dengan menghilangkan goresan-goresan pada ataupun meningkatkan visibilitas citra.
Ekstrasi informasi citra misalkan character recognizing, pengukuran plusi air
dari citra aerial.
·
Elemen
sistem pemrosesan citra
Proses Pengolahan Citra Gambar di
bawah adalah langkah dalam pengolahan citra secara umum yang teridiri dari:
·
Operasi
titik , tetangga , multi image
-
Pengertian
Operasi titik.
Operasi
titik adalah operasi terhadap citra dimana setiap titik diolah secara tidak
gayut (tergantung) dengan titik-titik yang lain. Tiap titik memiliki 2 buah karakteristik,
yaitu :
o Koordinat, yang menunjukkkan lokasi dari titik tersebut didalam citra
o Nilai dari titik itu sendiri (tingkat keabuan atau warna)
o Koordinat, yang menunjukkkan lokasi dari titik tersebut didalam citra
o Nilai dari titik itu sendiri (tingkat keabuan atau warna)
-
Pengertian
operasi bertetangga
memodifikasi
nilai keabuan sebuah titik berdasarkan nilai-nilai keabuan dari titik-titik yang ada di sekitarnya (bertetangga) yang masing-masing
mempunyai bobot tersendiri
-
Pengertian
operasi multi image
Operasi multi image adalah operasi pengolahan terhadap
lebih dari satu obyek citra dan menghasilkan sebuah citra keluaran yang
merupakan hasil operasi matematis Operasi ini dilakukan titik per titik dengan
lokasi yang bersesuaian pada citra-citra masukan.Secara umum misal akan
dioperasikan citra A dan citra B sehingga menghasilkan citra C, maka dapat
diformulasikan sbb : C(x,y) = A(x,y) operator B(x,y) Jika melibatkan lebih dari
2 citra, maka : C(x,y) = A1(x,y) operator A2(x,y) operator A3(x,y)
4.
OPERASI TITIK (1)
·
Operasi
citra True Color ke Keabuan
Citra True Color bisa dikonversi
menjadi citra keabuan dengan operasi titik Secara sederhana, intensitas dapat
didefinisikan sebagai nilai rerata dari ketiga nilai elemen warna.Untuk
menyederhanakan model citra langkah awal yang sering dilakukan dalam image
processing adalah mengubah citra berwarna menjadi citra gray-scale.
·
Operasi
negasi
Operasi untuk mendapatkan citra negatif (negative image). Meniru
film negatif pada fotografi, yaitu titik yang berwarna putih pada citra
mempunyai warna hitam pada film negatifnya, demikian juga sebaliknya. Dilakukan
dengan cara mengurangi nilai intensitas piksel dari nilai keabuan maksimum.
Ko
= Kmax – Ki
Misal pada citra dengan
256 derajat keabuan (8 bit) Kmax = 255 maka
Ko = 255 – Ki atau
f(x,y)’ =255 – f(x,y)
·
Operasi
kecerahan
Sebuah citra Grayscale 256
warna akan tampak gelap bila seluruh komponen warnanya mendekati 0 (nol), juga
sebaliknya. Jika K positif maka hasil operasi akan lebih cerah. Jika K negatif
maka hasil operasi lebih gelap.
·
Operasi
kontras
Kontras adalah tingkat penyebaran
piksel–piksel kedalam intesitas warna.
-
Citra
kontrasrendah–histogram sempit
-
Citra
kontrastinggi–histogram terlalubesar
-
Citra
kontrasnormal –histogram tidak sempit dan tidak terlalu besar
·
operasi
ambang tunggal
Suatu pemetaan citra mejadi citra
biner (citra 2 warna).
5.
HISTOGRAM (1)
·
konsep
dasar histogram
Pengertian
histogram dalam pengolahan citra adalah representasi grafis untuk
distribusi warna dari citra digital atau menggambarkan penyebaran nilai-nilai
intensitas pixel dari suatu citra atau bagian tertentu di dalam citra. Dari
sebuah histogram dapat diketahui frekuensi kemunculan relative dari intensitas
pada citra, kecerahan, dan kontas dari sebuah gambar.
·
Menggambar
histogram dari citra
- Gambar
gelap : histogram cenderung ke sebelah kiri
- Gambar
terang : histogram cenderung ke sebelah kanan
- Gambar low
contrast : histogram mengumpul di suatu tempat
- Gambar
high contrast : histogram merata di semua tempat
Sumbu
ordinat vertikal merupakan representasi piksel dengan nilai tonal dari
tiap-tiap deret bin pada sumbu axis horizontalnya. Sumbu axis terdiri dari
deret logaritmik bin densitometry yang membentuk
rentang luminasi atau exposure range yang mendekati
respon spectral sensitivity visual mata manusia. Deret bin
pada density yang terpadat mempunyai interval yang relatif sangat linear
dengan variabel mid-tone terletak tepat di tengahnya. Pada umumnya,
sebuah histogram hanya memetakan seluruh nilai tonal dari citra digital pada
bin luminasi masing-masing. Nilai tonal tersebut telah tersedia
dalam color space yang umum digunakan adalah sRGB dan AdobeRGB yang
mempunyai nilai gamma γ =2,2.
·
Proses
normalisasi histogram ( Aplikasi mathlab)
Misalkan citra digital memiliki L
derajat keabuan, yaitu dari nilai 0 sampai L – 1 (misalnya pada citra dengan
kuantisasi derajat keabuan 8-bit, nilai derajat keabuan dari 0 sampai 255).
Secara matematis histogram citra dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dimana :
ni = jumlah pixel yang memiliki derajat keabuan i
n = jumlah seluruh pixel di dalam citra
Plot hi versus fi dinamakan histogram. Secara grafis
histogram ditampilkan dengan diagram batang. Nilai ni telah dinormalkan dengan
membaginya dengan n. Nilai hi berada di dalam selang 0 sampai 1. Pada MatLab,
untuk membuat Histogram dari sebuah gambar / citra, cukup dengan memanggil
fungsi imhist.
Pertama, inisialisasikan gambar yang akan digunakan.
Letakkan gambar dalam satu direktori yang sama dengan file histogram. Kemudian
gambar ditampilkan dengan menggunakan sintak imshow.
% Read in standard MATLAB color demo
image.
rgbImage =
imread(‘powerranger.jpg’);
[rows columns numberOfColorBands] =
size(rgbImage);
subplot(2, 2, 1);
imshow(rgbImage, []);
set(gcf, ‘Position’,
get(0,’Screensize’)); % Maximize figure.
Selanjutnya memanggil matriks gambar
yang berisi piksel-piksel tertentu.
% Extract the individual color
planes.
redPlane = rgbImage(:, :, 1); % memanggil matriks gambar yang hanya
berisi piksel warna merah
greenPlane = rgbImage(:, :, 2); % memanggil matriks gambar yang hanya
berisi piksel warna hijau
bluePlane = rgbImage(:, :, 3); % memanggil matriks gambar yang hanya
berisi piksel warna biru.
Untuk mengambil nilai piksel merah
memiliki indeks 1, warna hijau memiliki indeks 2 dan warna biru memiliki indeks
3.
Kemudian tampilkan histogram pada
layar. Sintak berikut untuk menampilkan histogram dari piksel-piksel yang
berwarna merah saja, dipanggil dengan sintak imhist(redPlane); bar yang
ditampilkan pada histogram dapat diberi warna merah dengan menggunakan sintak bar (pixelCountR, ‘r’); lakukan hal yang sama pada kedua
histogram lainnya, yaitu histogram untuk menampilkan piksel-piksel hijau dan
biru. Serta berikan masing-masing warna pada bar histogram tersebut.
% Let’s get its histograms.
[pixelCountR grayLevelsR] =
imhist(redPlane);
subplot(2, 2, 2);
bar(pixelCountR, ‘r’);
xlim([0 grayLevelsR(end)]); % Scale
x axis manually.
[pixelCountG grayLevelsG] =
imhist(greenPlane);
subplot(2, 2, 3);
bar(pixelCountG, ‘g’);
xlim([0 grayLevelsG(end)]); % Scale
x axis manually.
[pixelCountB grayLevelsB] =
imhist(bluePlane);
subplot(2, 2, 4);
bar(pixelCountB, ‘b’);
xlim([0 grayLevelsB(end)]); % Scale
x axis manually.
Output
Tempatkan file gambar yang digunakan
ke dalam folder yang sama dengan file MatLab. Kemudian jalankan program dengan
menekan tombol F5. Berikut adalah tampilan Histogram dari sebuah gambar. Khusus
untuk citra berwarna, histogramnya dibuat untuk setiap kanal RGB (merah, hijau,
dan biru). Jadi outputnya ada tiga Histogram, yaitu Histogram untuk pixel
Merah, Hijau dan Biru.
Kesimpulan
Gambar yang dimasukan terlalu
terang. Histogramnya banyak menumpuk pada bagian kanan karena citra tersebut
mengandung banyak nilai intensitas yang dekat dengan 255 (putih).
6.
EKUALISASI HISTOGRAM
·
Penyelesaian
ekualisasi histogram(Masukkan aplikasi mathlab)
adalah suatu proses perataan histogram, dimana
distribusi nilai derajat keabuan pada suatu citra dibuat rata. Proses
ekualisasi histogram secara ideal :
Pada gambar diatas, histogram citra hasil yang ideal memiliki jumlah
titik yang sama untuk setiap tingkat keabuan, jadi distribusi titik dalam citra
asli harus disebarkan secara lebih merata ke seluruh nilai keabuan. Rumus yang
digunakan untuk citra dengan skala keabuan k bit, misal 8 bit :
Ci = cacah/distribusi kumulatif nilai skala keabuan ke – i dari citra
asli
round = fungsi pembulatan ke bilangan terdekat, misal : 35,4 menjadi 35
Ko = nilai keabuan hasil histogram equalization
w = lebar citra
h = tinggi citra
Contoh :
Misal diketahui beberapa nilai piksel/nilai skala keabuan sebagai
berikut :
2 4 3 1 3 6 4 3 1 0 3 2
Maka
histogram dari data diatas adalah :
7.
OPERASI MULTI IMAGE
·
operasi
penggabungan citra
-
Penggabungan citra dilakukan dengan cara menimpakan
sebuah citra pada citra yang lain.
-
Dengan kata lain dilakukan operasi penjumlahan terhadap
citra yang ada dengan pemberian bobot pada masing-masing citra
C(x,y) = wa * A(x,y) +
wb * B(x,y)
wa dan wb adalah bobot untuk citra A dan B, dan nilai jumlah total dari
bobot adalah 1
wa + wb =
1
·
Operasi
deteksi gerakan
Deteksi gerakan secara sederhana dapat dilakukan dengan mencari beda
antara 2 citra yang berurutan pada hasil pencitraan menggunakan kamera video
digital. Operator
yang digunakan adalah pengurangan.
Dengan
operasi pengurangan ini :
-
bagian yang tidak bergerak akan menghasilkan nilai = 0
-
bagian yang bergerak menghasilkan nilai ≠ 0
C(x,y) =
A(x,y) – B(x,y)
Dengan mengevaluasi nilai selisih tersebut, dapat diketahui apakah pada
citra terdapat objek yang bergerak. Bisa juga digunakan rumus pada operasi
blending dengan memberi bobot wa = 1 dan wb = – 1.
·
Operasi
logika
Beberapa operasi logika dapat diterapkan pada 2 atau
lebih citra, yaitu
C(x,y) = A(x,y) AND B(x,y)
C(x,y) = A(x,y) OR B(x,y)
C(x,y) = A(x,y) XOR B(x,y)
C(x,y) = A(x,y) SUB B(x,y)
C(x,y) = NOT A(x,y)
8.
OPERASI TETANGGA (1)
·
deteksi
tepi
Deteksi Tepi
adalah perubahan nilai intensitas derajat keabuan yang mendadak (besar) dalam
jarak yang singkat. Terdapat tiga macam tepi di dalamcitra digital, yaitu
o Tepi Curam adalah tepi dengan
perubahan intensitas yang tajam. Arah tepi berkisar 90 derajat
o Tepi Landai yaitu tepi dengan sudut
arah yang kecil. Tepi landai dapat dianggap terdiri dari sejumlah tepi - tepi
lokal yang lokasinya berdekatan.
o
Tepi yang
mengandung derau Umumnya tepi yang terdapat pada aplikasi visi komputer
mengandung derau. Operasi peningkatan kualitas citra dapat dilakukan terlebih
dahulu sebelum pendektesian tepi.
·
Metode
Robert
Adalah nama lain dari teknik differensial pada arah
horisontal dan differensial pada arah vertikal, dengan ditambahkan proses
konversi biner setelah dilakukan differensial. Teknik konversi biner yang
disarankan adalah konversi biner dengan meratakan distribusi warna hitam dan
putih.. Metode Robert ini juga disamakan dengan teknik DPCM
(Differential Pulse Code Modulation).
Operator Robert menggunakanoperator gradient
berukuran2 x 2 :
Gradient magnitude dari operator Robert adalah sebagai berikut :
Karenaoperator Robert hanya menggunakan convolution
mask berukuran 2 x 2,
maka operator
Robert sangat sensitive
terhadap noise.
·
Metode
prewitt
Merupakan
pengembangan metode robert dengan menggunakan filter HPF yang diberi satu angka
nol penyangga. Metode ini mengambil prinsip dari fungsi laplacian yang dikenal
sebagai fungsi untuk membangkitkan HPF.
Operator Prewitt menggunakan delapan buah kernel
operator gradient :
Dengan menggunakan batuan
program matlab maka Pendektesian tepi (Edge Detection) dengan operator Prewitt
dapat dilihat implementasinya
·
Metode
sobel
Merupakan
pengembangan metode robert dengan menggunakan filter HPF yang diberi satu angka
nol penyangga. Metode ini mengambil prinsip dari fungsi laplacian dan gaussian
yang dikenal sebagai fungsi untuk membangkitkan HPF. Kelebihan dari metode
sobel ini adalah kemampuan untuk mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan
deteksi tepi. Operator Sobel
menggunakan kernel
operator gradient 3 x 3 :
Operator Sobel melakukan deteksi tepi dengan memperhatikan tepi vertical
dan horizontal. Gradient Magnitude
dari operator Sobel adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan batuan program matlab maka
Pendektesian tepi (Edge Detection) dengan operator Sobel dapat dilihat
implementasinya.
9.
OPERASI TETANGGA (2)
·
Penajaman
citra
Operasi
ini pada dasarnya penjumlahan atas citra tepi (hasil dari deteksi tepi ) dengan
citra aslinya , sehingga bagaian tepi obyek teerlihat lebih berbeda dan
terkesan lebih tajam.
Contoh sharphing
·
Penghalusan
citra
Penghalusan
seragam memberikan nilai yang sama kepada semua bobot
pada mask. Mask yang
dapat dipakai
Eliminasi derau salt-and-pepper menggunakan operasi penghalusan 25 titik
bertetangga dengan variasi ambang.
·
Reduksi
noise
Banyak
cara untuk reduksi noise, salah satunya dengan operasi median Nilai keabuan dari
titik-titik di dalam jendela diurutkan dari nilai terkecil sampai dengan
terbesar, kemudian ditentukan mediannya. Nilai median adalah nilai yang berada paling tengah
dari urutan. Operasi
median dapat menggunakan mask tanpa bobot dengan ukuran sesuai yang
dikehendaki, misal 3 x 3 , 5 x 5 , 7 x 7 , atau 1 x 5, 5 x 3, dll
·
Efek
Emboss
Efek
Emboss
= kesan timbul pada objek dalam citra. Mask yang dapat digunakan :
10.
KOMPRESI CITRA
·
Metode
huffman
-
Urutkan
nilai keabuan berdasarkan frekuensi kemunculannya
-
Gabung
dua pohon yang frekuensi kemunculannya paling kecil
-
Ulangi
2 langkah diatas sampai tersisa satu pohon biner
-
Beri
label 0 untuk pohon sisi kiri dan 1 untuk pohon sisi kanan
-
Telusuri
barisan label sisi dari akar kedaun yang
menyatakan kode Huffman
Contoh, citra 64 x 64 dengan 8 derajat keabuan (k)
11.
KOMPRESI CITRA(2) dan SEGMENTASI CITRA
·
Metode
run lenght encoding
Run Length Encoding cocok untuk
pemampatan citra yang memiliki kelompok pixel berderajat keabuan yang sama.
Contoh citra10 x10 dengan 8 derajat keabuan
Pasangan derajat keabuan (p) dan jumlah pixel (q)
Ukuran citra sebelum dimampatkan (1 derajat keabuan = 3 bit)
adalah100 x 3 bit = 300 bit. Ukuran citra setelah pemampatan (run length = 4)
adalah (31 x 3) + (31 x 4) bit = 217 bit.
·
Segmentasi
citra berdasrkan intensitas cahaya
Berasumsi
bahwa objek-objek yang akan dipisahkan cenderung memiliki intensitas warna yang
berbeda-beda dan masing-masing objek memiliki warna yang hampir seragam. Salah
satu teknik segmentasi berdasarkan intensitas warna adalah mean clustering.
Pada mean clustering dilakukan pembagian citra dengan membagi histogram
citra.Berikut langkah-langkahnya:
i.
Cari
intensitas maksimum dan minimum yang digunakan dalam citra.
ii.
Dari
intensitas minimum ke maksimum dilakukan pembagian sejumlah N. N ini menentukan
jumlah objek yang diharapkan ada pada gambar.
iii.
Setelah
dilakukan pembagian, histogram akan terbagi menjadi bagian-bagian yang disebut
cluster (kelompok). Kemudian pada citra dilakukan penelusuran untuk seluruh
titik, setiap titik akan digrupkan ke cluster terdekat sehingga hasil akhir
dari proses ini adalah jumlah warna pada gambar menjadi N.
iv.
Cari
hasil rata-rata / mean dari seluruh titik pada setiap cluster, kemudian
mengganti warna seluruh titik dalam cluster-cluster tersebut dengan rata-rata
dari cluster masing-masing.
Kelemahannya :
-
Harus
tahu dengan tepat berapa jumlah objek yang ada pada citra.
- Citra hasil kurang bagus
jika pada citra terdapat beberapa objek dengan warna pada masing-masing
objeknya bervariasi atau pada setiap objek memiliki warna yang sama.
·
Segmentasi
citra berdasarkan karakteristik
Cara lain yang biasa digunakan
adalah berdasarkan karakteristik objek pada citra yaitu mengelompokkan
bagian-bagian citra yang memiliki karakteristik yang sama berupa perubahan
warna antara titik yang berdekatan, nilai rata-rata dari bagian citra tersebut.
Untuk menghitung/menentukan karakteristik digunakan perhitungan statistik
seperti varian, standard deviasi, teori probabililitas, fourier transform, dll.
Salah satu teknik segmentasi
berdasarkan karakteristik adalah split and merge (membagi kemudian
menggabungkan) Berikut langkah-langkahnya:
1.
Bagi
citra menjadi 4 bagian.
2.
Dari
4 bagian tersebut dilakukan perhitungan karakteristik masing-masing.
3.
Bagian
dari citra yang memiliki karakteristik yang sama akan digabungkan dan dianggap
satu bagian, sedangkan yang tidak, akan dibagi lagi menjadi 4 bagian dan
dilakukan perhitungan karakteristik dan dilakukan lagi proses penggabungan
bagian yang sama. Demikian seterusnya sehingga diperoleh hasil dari proses
segmentasi.
12.
STENOGRAFI dan WATERMAKING
·
Perbedaan
steganografi dan watermrking
a.
Steganografi
-
Tujuan:
mengirim pesan rahasia apapun tanpa menimbulkan kecurigaan.
-
Persyaratan:
aman, sulit dideteksi, sebanyak mungkin menampung pesan (large capacity).
-
Komunikasi:
point-to-point
-
Komentar
lain: media penampung tidak punya arti apa-apa (meaningless).
b.
Watermarking
-
Tujuan:
perlindungan copyright, pembuktian kepemilikan (ownership), finger printing.
-
Persyaratan:
robustness, sulit dihapus (remove)
-
Komunikasi:
one-to-many
-
Komentar
lain: media penampung justru yang diberi proteksi, watermark tidak rahasia,
tidak mementingkan kapasitas watermark teknik penyisipan pesan
·
LSB
(Least Significant Bits)
Metode yang digunakan
untuk menyembunyikan pesan pada media digital tersebut berbeda-beda. Contohnya
pada file image pesan dapat disembunyikan dengan menggunakan cara
menyisipkannya pada bit rendah atau bit yang paling kanan (lsb) pada data pixel
yang menyusun file tersebut. Seperti kita ketahui untuk file bitmap 24 bit maka
setiap pixel (titik) pada gambar tersebut terdiri dari susunan tiga warna
merah, hijau dan biru (RGB) yang masing-masing disusun oleh bilangan 8 bit
(byte) dari 0 sampai 255 atau dengan format biner 00000000 sampai 11111111.
Dengan demikian pada setiap pixel file bitmap 24 bit kita dapat menyisipkan 3
bit data.
Contoh 8 bit pixel :
1 pixel : ( 00 01 10 11 )
white red green blue
Insert 0011 : ( 00 00 11 11 )
white white blue blue
Contoh 24 bit pixel :
Contohnya huruf A dapat kita
sisipkan dalam 3 pixel, misalnya data raster
original adalah sebagai berikut :
( 00100111 11101001 11001000 )
red blue green
( 00100111 11001000 11101001 )
red green blue
( 11001000 00100111 11101001 )
green red blue
Sedangkan representasi biner
huruf A adalah 100000111. Dengan menyisipkan-nya pada data pixel diatas maka
akan dihasilkan :
( 00100111 11101000 11001000 )
red green green
( 00100110 11001000 11101000 )
white green green
( 11001001 00100111 11101001 )
blue red blue
Terlihat hanya empat bit
rendah yang berubah, untuk mata manusia maka tidak akan tampak perubahannya.
Secara rata-rata dengan metoda ini hanya setengah dari data bit rendah yang
berubah, sehingga bila dibutuhkan dapat digunakan bit rendah kedua bahkan
ketiga.
Kekurangan dari LSB Invertion :
Kekurangan dari LSB Invertion :
Dapat diambil kesimpulan
dari contoh 8 bit pixel, menggunakan LSB Insertion dapat secara drastis merubah
unsur pokok warna dari pixel. Ini dapat menunjukkan perbedaan yang nyata dari
cover image menjadi stego image, sehingga tanda tersebut menunjukkan keadaan
dari steganograpi. Variasi warna kurang jelas dengan 24 bit image, bagaimanapun
file tersebut sangatlah besar. Antara 8 bit dan 24 bit image mudah diserang
dalam pemrosesan image, seperti cropping (kegagalan) dan compression
(pemampatan). Keuntungan
dari LSB Insertion :
Keuntungan yang paling
besar dari algoritma LSB ini adalah cepat dan mudah. Dan juga algoritma
tersebut memiliki software steganograpi yang mendukung dengan bekerja diantara
unsur pokok warna LSB melalui manipulasi pallete (lukisan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah
ini mengungkap secara umum tentang Definisi, Operasi, Dan Pengolahan citra, Semoga makalah ini dapat dijadikan
salah satu bahan kajian dalam bidang keahlian Informatika.
Dengan disusunnya makalah ini semoga dapat menambah nilai kami. Banyak hal yang
belum terdokumen dalam makalah ini, kritik dan dan saran buat kelengkapan
makalah ini, sangat kami harapkan. Tak lupa kami mohon maaf atas
kekurangan-kekurangan yang harus dilengkapi dan dikoreksi dalam penyusunan
makalah ini.
kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak dosen atas kesempatan yang
diberikan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua. Amin.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Situs ::
http://adieaditya.wordpress.com/2012/04/03/tugas-makalah-pengolahan-citra-5/
0 comments:
Post a Comment
Comment-Comment Dong